Pages

Rabu, 26 September 2018

Optimasi LAN (Local Area Network) dengan Teknologi FDDI (Fiber Distributed-Data Interface)

Jaringan Komputer adalah himpunan “interkoneksi” antara dua hardware atau lebih (baik personal computer(PC), laptop, printer dan peralatan lainnya) sehingga menjadi satu kesatuan dan membentuk suatu sistem tertentu yang terhubung oleh media transmisi baik berupa kabel (wireline) maupun tanpa kabel (wireless).
Local Area Network biasa disingkat LAN, adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil, seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah(pribadi), sekolah atau yang lebih kecil. LAN sering digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor atau perusahaan untuk pemakaian bersama dan saling bertukar informasi. Dengan adanya sistem LAN ini maka beberapa PC yang tadinya bekerja sendiri-sendiri, pada akhirnya dapat bekerja sama dalam batas-batas tertentu, bahkan juga dengan sistem komputer yang lebih besar. Kerjasama yang dapat dilakukan juga semakin berkembang dari hanya pertukaran data sampai saling memakai peralatan yang dihubungkan dengan salah satu sistem komputer.
LAN
Gambar 1. Ilustrasi LAN (sumber : http://www.mysecurecyberspace.com)
Sesuai dengan namanya, LAN hanya bisa menjangkau daerah yang areanya terbatas (local), seperti misalnya dalam satu gedung, satu departemen ataupun satu kampus (saat ini pengertian terbatas diartikan tidak lebih dari 20 km). Dikarenakan jaraknya jangkauannya sempit, maka kecepatan transmisi data menjadi sangat tinggi. Karena tuntutan kebututuhan aktivitas dalam komunikasi data menggunakan LAN saat ini, diperlukan suatu jaringan yang memiliki kinerja yang tinggi, kecepatan akses yang tinggi, jarak jangkauan luas, dan kehandalan yang tinggi. Untuk itu dikembangkanlah beberapa teknologi jaringan untuk meningkatkan kinerja LAN menjadi lebih tinggi salah satunya FDDI (Fiber Distributed-Data Interface).



– PENGERTIAN FDDI (Fiber Distributed-Data Interface)
FDDI (Fiber Distributed-Data Interface) adalah standar komunikasi data menggunakan fiber optic pada Local Area Network (LAN) yang menghubungkan antara dua atau lebih jaringan dan mendukung transmisi data antar jaringan untuk jarak jauh. Metode akses yang digunakan FDDI seperti model token namun memiliki dua arah yang berlawanan (disebut counter-rotating). FDDI menggunakan dua buah topologi secara fisik (dual ring). Proses transmisinya biasanya menggunakan satu buah ring (Primary Ring), namun jika ada masalah, maka sistem akan secara otomatis menggunakan ring kedua (Secondary Ring). FDDI kebanyakan digunakan sebagai teknologi backbone kecepatan tinggi oleh karena dukungannya untuk penyediaan bandwidth yang lebih besar daripada kabel tembaga biasa.
FDDI
Gambar 2. Arsitektur Sederhana FDDI (source : http://www.mcmcse.com)
conf_fddi
Gambar 3. Tampilan Konfigurasi MAC Address dari Sebuah Stasiun FDDI Board dan Nama dari Interface FDDI
Standards FDDI dikembangkan oleh American National Standards Institute (ANSI) X3T9.5 pada pertengahan tahun 1980-an, dan diadopsi oleh International Organization for Standardization (ISO).

– MEDIA TRANSMISI PADA FDDI (Fiber Distributed-Data Interface)
fibreoptic
Gambar 4. Serat Optik
FDDI menggunakan serat optik sebagai media transmisi utamanya, yang mana serat optik merupakan salah satu media transmisi yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal yang memiliki frekuensi sangat tinggi (besaran THz), atau panjang gelombang yang sangat kecil (ukuran μm) dan juga mempunyai kelebihan bisa mengirimkan sinyal dengan kecepatan kirim yang tinggi (higher date rate) dikarenakan lebar pita (bandwidth) di tempat cukup lebar. Hebatnya lagi serat optik memiliki konstanta peredaman yang rendah, jauh lebih rendah dibandingkan media transmisi lain sehingga dapat menghubungkan kota-kota yang berjauhan[2].
FDDI mendefinisikan dua tipe kabel serat yang dapat digunakan, yaitu Single-Mode dan Multi-Mode. Kabel serat single-mode memungkinkan hanya satu mode cahaya untuk penghantaran melalui serat sedangkan kabel serat multimode memungkinkan beberapa mode cahaya yang dirambatkan melalui kabel serat. Sebuah mode adalah sebuah cahaya yang masuk dalam fiber pada sudut pantulan tertentu. Gambar di bawah ini menunjukkan single-mode fiber menggunakan sebuah sumber cahaya laser dan multimode fiber menggunakan sumber cahya LED.
single-multi-mode
Gambar 5. Perbedaan Single-Mode dan Multi-Mode pada Serat Optik
Perbandingan antara Single Mode dan Multimode Fiber yaitu Serat Single-mode menyediakan kapasitas lepar pita transmisi yang lebih besar dan rentang panjang kabel serat yang lebih jauh daripada multimode fiber. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa mode perambatan cahaya pada kabel serat yang dapat menghantarkan pada jarak yang berbeda-beda. (tergantung pada besarnya sudut pantulan). Dengan adanya kondisi tersebut menyebabkan setiap cahaya datang di tujuan pada waktu yang berbeda. (Keadaan ini disebut dengan modal dispersion.) Kabel serat single-mode seringkali digunakan untuk menghubungkan antar gedung, sedangkan kabel serat multimode sering kali digunakan untuk menghubungkan ruang atau lantai dalam satu gedung. Kabel serat multimode menggunakan Light-Emitting Diodes (LEDs) sebagai alat untuk menghasilkan cahaya, sedangkan single-mode secara umum menggunakan sinar laser.


– SPESIFIKASI FDDI
Standar spesifikasi FDDI didefinisikan dalam 4 spesifikasi, yaitu:
  1. Media Access Control (MAC) mendefinisikan bagaimana suatu media transmisi diakses, termasuk definisi format frame, penanganan token, pengalamatan, algoritma perhitungan cyclic redundancy check (CRC), dan mekanisme error recovery.
  2. Physical Layer Protocol (PHY) mendefinisikan prosedur encoding / decoding data, kebutuhan clock, framing dan fungsi lainnya.
  3. Physical Medium Dependent (PMD) karakteristik media transmisi, termasuk sambungan serat kaca, besarnya daya yang diperlukan, bit error rates, komponen optik, dan konektor yang dibutuhkan.
  4. Station Management (SMT) mendefinisikan konfigurasi stasiun FDDI, konfigurasi ring, dan kontrol terhadap ring, termasuk penambahan dan pengurangan stasiun baru, inisialisasi, perlindungan terhadap kegagalan dan recovery, penjadwalan, dan koleksi data statistik tentang jaringan FDDI.
FDDI menyerupai dengan IEEE 802.3 Ethernet dan IEEE 802.5 Token Ring dalam hubungannya dengan model OSI. Tujuan utamanya adalah untuk menyediakan konektivitas antara lapisan OSI atas protokol umum dan media yang digunakan untuk menghubungkan antar perangkat jaringan.
standar_fddi
Gambar 6. Standar Spesisifikasi FDDI dan Hubungannya dengan Model Referensi OSI
Gambar di atas menggambarkan hubungan ke-empat spesifikasi FDDI satu sama lain dan hubungannya terhadap sub layer IEEE-defined Logical Link Control (LLC). Sub layer LLC adalah komponen dari Layer 2, lapisan MAC, dari model referensi OSI.


– JENIS-JENIS PERANGKAT FDDI
Berikut ini peralatan/perlengkapan FDDI berdasarkan jenisnya, yaitu:
  1. Station
    Standar FDDI mendefinisikan dua jenis station yaitu:
    1. Single-Attachment Station (SAS)
      Single-Attachment Station (SAS) adalah sebuah station yang dipasangkan hanya ke salah satu ring FDDI melalui sebuah concentrator. Sebuah Single-Attachment Station (SAS) memiliki sebuah port single slave (S) yang menempel ke ring melalui sebuah port master (M) pada concentrator. Concentrator menyalurkan sinyal dari ring yang berfungsi pada setiap SAS terhubung ke konsentrator itu.
      SAS
      Gambar 7. Fiber Single Attach Station Model 8800-FSS (sumber : http://www.acttechnico.com)
    2. Dual-Attachment Station (DAS) (SAS)
      Dual-Attachment Station (DAS) adalah Setiap FDDI DAS memiliki 2 port, ditentukan dengan A dan B. Port-port tersebut menghubungkan DAS ke dual ring FDDI. Oleh karena itu, setiap port menyediakan sebuah koneksi untuk kedua ring, baik primer maupun sekunder. DAS dapat digambarkan sebagai berikut.
      konek_port_das
      Gambar 8. Koneksi Port DAS dengan Primary Ring dan Secondary Ring
      Ketika terhubung ke dual ring, masing-masing port terhubung ke kedua primary ring dan secondary ring (seperti yang ditunjukkan pada Gambar di atas). Hubungan ganda dikenal dalam jargon FDDI sebagai b”connecting to the dual ring”. Stasiun-stasiun SMT menjamin bahwa stasiun dapat terus mengirim dan menerima data bahkan ketika cincin primer mengalami “break”. (“break” di atas ring ini terjadi ketika sinyal tidak dapat membuat perjalanan dengan lengkap di sekitar ring yang dapat disebabkan oleh sebuah stasiun gagal atau kabel yang rusak.)
      Ketika terhubung ke concentrator, dua port masing-masing dapat terhubung ke salah satu port M concentrator ini. Sebuah stasiun DAS dapat berperilaku sebagai stasiun melampirkan tunggal (SAS) jika dikonfigurasi untuk melakukannya, dalam hal ini hanya salah satu port yang terhubung ke concentrator dan port lainnya tidak digunakan.
      das
      Gambar 9. Fiber Dual Attach Station Model 8800-FSS (sumber : http://www.acttechnico.com)
  2. Concetrator
    Sebuah konsentrator memungkinkan banyak perangkat single-attachment FDDI untuk mendapatkan koneksi mereka ke ring FDDI melalui satu perangkat concentrator. Concentrator memiliki satu atau lebih port Master (M), yang masing-masing menerima koneksi dari satu perangkat single-attachment.
    Standar FDDI mendefinisikan dua jenis concentrator yaitu:
    1. Single-Attached Concentrator (SAC)
      single-attached concentrator (SAC) adalah concentrator yang menempel ke ring FDDI melalui konsentrator lain.
    2. Dual-Attached Concentrator (DAC)
      Dual-attached concentrator (DAC) adalah Concentrator terpasang langsung pada dua ring baik dengan primary ring maupun secondary ring, dan menyakinkan bahwa kegagalan atau listrik mati pada sembarang SAS tidak menjadikan ring mati. Hal ini akan sangat bermanfaat ketika peralatan yang dipasang adalah peralatan yang sering dimatikan atau dihidupkan, contohnya adalah PC. Gambar berikut menunjukkan terpasangnya SAS, DAS dan concentrator pada ring FDDI.
      concetrator
      Gambar 10. Ilustrasi Penggunaan Concentrator pada Ring FDDI
  3. Optical Bypass Switch (OBS)
    Optical bypass switch (OBS) adalah perangkat opsional yang dapat dilampirkan antara sebuah dual ring dan sebuah DAS atau DAC. optical bypass switch memungkinkan sebuah perangkat dual-attachment untuk menjadi dis-fungsional tanpa membungkus ring.
    concetrator
    Gambar 11. Optical Bypass Switch Product dari Luxlink (sumber : http://www.luxlink.com)


– TOLERANSI KEGAGALAN FDDI
Pada teknologi FDDI menyediakan beberapa mekanisme untuk mendukung toleransi kegagalan pada jaringan FDDI antara lain :
  1. Dual Ring
    Dual Ring adalah konfigurasi utama untuk toleransi kegagalan untuk semua jaringan FDDI. Dual ring adalah kemampuan utama dari FDDI untuk menangani kegagalan pada jaringannya. Jika sebuah stasiun pada dual ring gagal atau mati, atau kabel rusak, konfigurasi dual ring secara otomatis melakukan “wrapped” (kembali ke dirinya sendiri) menjadi satu ring. Ketika ring di “wrapped”, topology dual-ring menjadi topology single-ring. Data terus ditransmisikan pada ring FDDI tanpa dampak kinerja selama kondisi “wrapped”.
    – Ring Recovery after a Station Failure
    Ketika sebuah stasiun mengalami kegagalan, perlengkapan yang berada di kedua sisinya akan di “wrap” membentuk ring tunggal. Operasi jaringan akan dilanjutkan kembali untuk stasiun yang masih terhubung pada ring.
    gagalring
    Gambar 12. Sebuah Ring Memperbaiki dari Station yang Gagal dengan Cara “Wrapping”
    – Ring Recovery after a Cable Failure
    Ketika kabel mengalami kegagalan, peralatan yang berada di kedua ujungya akan melakukan “wrap”. Dan kemudian jaringan beroperasi kembali.
    gagalkabel
    Gambar 13. Sebuah Ring juga Melakukan Wrapping untuk Menahan Kegagalan pada Sebuah Kabel
    – Recovery after Multiple Faults
    Ketika dua atau lebih kegagalan terjadi, ring FDDI dibagi (ter-fragmentasi) menjadi dua atau lebih ring(atau dinamakan fragment) yang independen yang tentu saja tidak memungkinkan satu fragment dengan fragment lainnya saling terinterkoneksi seperti gambar berikut.
    fragment-fddi
    Gambar 14. Proses Fragmentasi Ring FDDI
    Tool manajemen FDDI seperti smtstat dan smtring (atau produk grafis, FDDI Visualyzer) dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah dengan ring tersebut.
    – Optical Bypass Switch
    Optical Bypass Switch dapat memberikan service dual-ring dapat ber-operasi terus menerus jika perangkat pada dual ring gagal. Hal ini sangatlah baik digunakan untuk mencegah segmentasi pada ring dan untuk menghilangkan kegagalan ring akibat station gagal. Optical Bypass Switch melakukan fungsi ini menggunakan cermin optik yang melewati cahaya dari ring langsung ke perangkat DAS selama operasi normal. Jika kegagalan perangkat DAS terjadi (seperti aliran listrik), Optical Bypass Switch akan melewati cahaya melalui dirinya sendiri dengan menggunakan cermin internal dan dengan demikian akan menjaga integritas ring tersebut. Manfaat dari kemampuan ini adalah bahwa ring tersebut tidak akan memasuki suatu kondisi wrapped dalam kasus kegagalan perangkat.
    Gambar di bawah menunjukkan fungsi dari Optical Bypass Switch di jaringan FDDI. Ketika menggunakan OB (Optical Bypass), Anda akan melihat sebuah penyimpangan yang luar biasa dari jaringan Anda sebagai paket yang dikirim melalui unit OB (Gambar Sebelah Kanan).
    obs-1
    Gambar 15. Optical Bypass Switch Menggunakan Mirror Internal untuk Menjaga Jaringan
  2. Dual Homing
    Dual homing menyediakan sebuah konfigurasi yang redundan untuk perangkat yang kritis pada jaringan FDDI. Perlengkapan penting seperti router atau mainframe dapat menggunakan teknik dua-homing yang menyediakan tambahan perlengkapan yang serupa untuk mendukung operasi yang kritis. Dalam situasi dual-homing, perlengkapan yang kritis dihubungkan ke dua konsentrator. Satu pasang sambungan konsentrator dinyatakan sebagai sambungan aktif, dan pasangan lainnya dinyatakan sebagai pasif.
    Gambar di bawah menunjukkan konfigurasi dual-homed untuk perangkat seperti file server dan router.
    dual-homing
    Gambar 16. Model Dual-Homing
    Satu pasang link konsentrator dinyatakan link aktif, pasangan lainnya dinyatakan pasif. Link pasif tetap dalam mode cadangan sampai link utama (atau konsentrator yang terpasang) yang dinyatakan gagal. Ketika ini terjadi, link pasif otomatis mengaktifkan.


FORMAT FRAME FDDI
Format frame FDDI mirip dengan format sebuah frame token ring. Bebarapa area pada format frame FDDI meniru dari teknologi sebelumnya yaitu Token Ring namun frame FDDI lebih besar 4,500 byte dari frame Token Ring
Adapun Format Frame FDDI dapat diambarkan seperti gambar di bawah ini:
frame-fddi-token
Gambar 17. Perbandingan Format Frame FDDI dan Format Frame Token Ring
Keterangan bidang pada Format Frame FDDI :
  • Preamble : Memberikan urutan unik yang menyiapkan setiap stasiun untuk frame urutan kemudian.
  • Start Delimiter : Menunjukkan awal sebuah frame dengan menggunakan pola sinyal yang menggunakan sisa dari frame untuk membedakannya.
  • Frame Control : Menunjukkan ukuran dari bidang alamat dan apakah frame berisi data asinkron atau sinkron, di antara informasi kontrol lainnya.
  • Destination address : terdiri dari unicast (tunggal), multicast (group), atau broadcast (setiap stasiun) address. Seperti Ethernet dan alamat Token Ring, panjang destination address FDDI adalah 6 byte.
  • Source address : Mengidentifikasi stasiun tunggal yang dikirimkan frame. Seperti Ethernet dan alamat Token Ring, panjang source address FDDI adalah 6 byte.
  • Data : berisikan informasi yang digunakan sebagai sebuah protokol lapisan atas atau control informasi.
  • Frame check sequence (FCS) : Diajukan oleh stasiun sumber dengan pengecekan nilai sebuah perhitungan cyclic redundancy tergantung pada isi frame (seperti Token Ring dan Ethernet). Nilai Alamat tujuan dihitung kembali untuk menentukan apakah frame yang rusak dalam perjalanan. Jika ya maka frame akan dibuang.
  • End delimiter : Berisi simbol yang unik yang menunjukkan akhir dari frame.
  • Frame status : Memungkinkan stasiun sumber untuk menentukan apakah terjadi kesalahan, mengidentifikasi apakah frame diakui dan disalin oleh stasiun penerima.


-KESIMPULAN
  • Teknologi Fiber Distributed Data Interface (FDDI) merupakan salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk meng-optimasi jaringan Local Area Network (LAN) karena dukungan bandwidth tinggi dan jarak yang lebih besar.
  • Teknologi Fiber Distributed Data Interface (FDDI) memiliki kemampuan bit rate hingga 100-Mbps token-passing karena didukung kabel serat optik sebagai media transmisi dengan spesifikasi dual-ring arsitektur LAN sebagai toleransi adanya kegagalan.


FIBER DISTRIBUTED INTERFACE (FDDI)

FDDI adalah interface jaringan menggunakan kabel serat optic dengan kapasitas sampai 100Mbps, FDDI kebanyakan digunakan sebagai teknologi backbone kecepatan tinggi oleh karena dukungannya untuk penyediaan bandwidth yang lebih besar daripada kabel tembaga biasa. Berbasis token passing (seperti pada token ring) dengan menggunakan arsitektur dual cincin LAN. Traffic FDDI pada dual cincin tersebut bergerak saling berlawanan arah (sering disebut juga counter rotating ring). Cincin tersebut terdiri dari cincin primer dan sekunder. Selama beroperasi, cincin primer digunakan untuk transmisi data dan cincin sekunder berada dalam keadaan ‘idle’ atau tidak bekerja. Jika cincin primer mengalami masalah, maka cincin sekunder dipergunakan untuk menggantikan cincin primer. Fungsi utama dari penggunaan dua ring ini adalah untuk mendapatkan reliabilitas yang lebih tinggi bila terjadi diskoneksi pada cincin primer.
Gambar dasar Dual Ring pada FDDI:
FDDI didefinisikan dalam 4 spesifikasi :
  • Media Access Control (MAC) – Spesifikasi MAC mendefinisikan bagaimana suatu media transmisi diakses, termasuk definisi format frame, penanganan token, pengalamatan, algoritma perhitungan cyclic redundancy check (CRC), dan mekanisme error recovery.
  • Physical Layer Protocol (PHY) – Spefisikasi PHY mendefinisikan prosedur enkoding/dekoding data, kebutuhan clock, framing dan fungsi lainnya.
  • Physical Medium Dependent (PMD) — PMD mendefinisikan karakteristik media tarnsmisi, termasuk sambungan serat kaca, level listrik, bit error rates, komponen optik, dan konektor yang dibutuhkan.
  • Station Management (SMT) — Spesifikasi SMT mendefinisikan konfigurasi stasiun FDDI, konfigurasi ring, dan kontrol terhadap ring, termasuk penambahan dan pengurangan stasiun baru, inisialisasi, perlindungan terhadap kegagaan dan recovery, penjadwalan, dan koleksi data statistik tentang jaringan FDDI.
Spesifikasi FDDI dan model OSI:
FDDI mendefinisikan spesfikasi fisik dan media-access dari model Open System Interconnection (OSI). FDDI serupa dengan IEEE 802.3 Ethernet dan IEEE 802.5 Token Ring dalam relasinya dengan model OSI.
Gambar berikut menunjukkan spesfikasi FDDI dan hubungannya dengan model OSI:

 
Gambar FDDI Frame Format:

Minggu, 05 November 2017

Bagaimana Sih Setting Dasar Hotspot Mikrotik Itu??

Router Mikrotik memiliki banyak fitur, salah satu fitur yang cukup populer dan banyak digunakan adalah Hotspot. Kita sering menemukan sinyal internet wifi yang di password. Jadi jika ingin mengakses wifi tersebut harus tahu password-nya terlebih dahulu. Namun berbeda dengan Hotspot, kebanyakan wifi hotspot tidak di password dan semua user bisa connect dan akan diarahkan ke halaman login di Web Browser. Tiap user bisa login denganusername dan password yang berbeda-beda. Metode semacam inilah yang sering kita temukan di Kampus, wifi Cafe, Sekolah, Kantor, maupun area publik lainnya.
Sebenarnya hotspot tidak hanya bisa diaplikasikan untuk jaringan wireless saja, namun juga bisa untuk jaringan kabel. Kelebihan Hotspot adalah kita dapat mengkonfigurasi jaringan yang hanya bisa digunakan dengan username dan password tertentu. Kita juga dapat melakukan manajemen terhadap user-user tersebut. Misalnya, mengatur durasi total penggunaan hotspot per user, membatasi berapa besar data yang dapat di download tiap user, mengatur konten apa saja yang boleh diakses user, dll.
Hotspot merupakan fitur gabungan dari berbagai service yang ada di Mikrotik, antara lain :
  • DHCP server, digunakan untuk memberi layanan IP otomatis ke user
  • Firewall NAT, untuk mentranslasi IP user ke IP yang bisa dikenali ke internet
  • Firewall filter, untuk memblock user yang belum melakukan login
  • Proxy, untuk memberikan tampilan halaman login
  • dan sebagainya
Tetapi beruntungnya, service-service tersebut tidak perlu kita buat secara manual. Bagaimana langkahnya, bisa dijabarkan sebagai berikut :
Buka di menu IP > Hotspot > Hotspot Setup. 
Dengan menekan tombol Hotspot Setup, wizard Hotspot akan menuntun kita untuk melakukan setting dengan menampilkan kotak-kotak dialog pada setiap langkah nya.
Langkah pertama, kita diminta untuk menentukan interface mana Hotspot akan diaktifkan. Pada kasus kali ini, Hotspot diaktifkan pada wlan1, dimana wlan1 sudah kita set sebagai access point (ap-bridge). Selanjutnya klik Next.
Jika di interface wlan1 sudah terdapat IP, maka pada langkah kedua ini, secara otomatis terisi IP Address yang ada di wlan1. Tetapi jika belum terpasang IP, maka kita bisa menentukan IP nya di langkah ini. Kemudian Klik Next.
Langkah ketiga, tentukan range IP Address yang akan diberikan ke user (DHCP Server). Secara default, router otomatis memberikan range IP sesuai dengan prefix/subnet IP yang ada di interface. Tetapi kita bisa merubahnya jika dibutuhkan. Lalu klik Next.
Langkah selanjutnya, menentukan SSL Certificate jika kita akan menggunakan HTTPS untuk halaman loginnya. Tetapi jika kita tidak memiliki sertifikat SSL, kita pilihl none, kemudian klik Next
Jika diperlukan SMTP Server khusus untuk server hotspot bisa ditentukan, sehingga setiap request SMTP client diredirect ke SMTP yang kita tentukan. Karena tidak disediakan smtp server, IP 0.0.0.0 kami biarkan default. Kemudian klik Next.
Di langkah ini, kita meentukan alamat DNS Server. Anda bisa isi dengan DNS yang diberikan oleh ISP atau dengan open DNS. Sebagai contoh, kita menggunakan DNS Server Google. Lalu klik Next.
Selanjutnya kita diminta memasukkan nama DNS untuk local hotspot server. Jika diisikan, nantinya setiap user yang belum melakukan login dan akan akses ke internet, maka browser akan dibelokkan ke halaman login ini. Disini DNS name sebaiknya menggunakan format FQDN yang benar. Jika tidak diisikan maka di halaman login akan menggunakan url IP address dari wlan1. Pada kasus ini, nama DNS-nya diisi “hotspot.mikrotik.co.id”. Lalu klik Next.

Langkah terakhir, tentukan username dan pasword untuk login ke jaringan hotspot Anda. Ini adalah username yang akan kita gunakan untuk mencoba jaringan hotspot kita. Sampai pada langkah ini, jika di klik Next maka akan muncul pesan yang menyatakan bahwa setting Hotspot telah selesai.

Selanjutnya kita akan mencoba mengkoneksikan laptop ke wifi hotspot yang sudah kita buat. Kemudian buka browser dan akses web sembarang (pastikan Anda mengakses web yang menggunakan protokol http, karena hotspot mikrotik belum mendukung untuk redirect web yang menggunakan https), maka Anda akan dialihkan ke halaman login hotspot seperti pada gambar berikut ini:

Untuk mencobanya, silahkan coba login dengan username dan password yang telah Anda buat pada langkah sebelumnya. Jika berhasil login maka akan membuka halaman web yang diminta dan membuka popup halaman status Hotspot. (Sumber : mikrotik.co.id )
Terima Kasih Telah Membaca. Semoga Artikel Ini Bermanfaat

Ini Dia Cara Membuat Website Menjadi Aplikasi Android Tanpa Coding

Membuat Sebuah Aplikasi web menjadi Aplikasi Android (apk). Tidak lah mudah,harus jago kodinglah, harus jago bahasa pemograman Javalah, harus anak ilmu komputerlah, harus inilah, itulah, banyak sekali harusnyaa. Tapi sekarang ini tidak lagi, dengan Appsgeyser , anda dapat dengan mudah membuat aplikasi web Android tanpa repot-repot belajar Java, tanpa harus jago ngoding.

“Apa Itu Appsgeyser???”

Appsgeyser adalah layanan berbasis website yang memungkinkan para penggunanya membuat Aplikasi Android mereka dari konten sebuah Website, lebih tepatnya mungkin kita sebut sebagai sebuah Launcher.
Melalui Appsgeyser ini kita dapat dengan mudah mendistribusikan konten dari Website/Blog dan file-file tertentu yang ingin kita bagikan melalui Aplikasi Android. di Appsgeyser ini memiliki beberapa kategori aplikasi yang dapat dibuat diantaranya adalah website, messenger, map, RSS, dan lainnya.
Tak Hanya itu saja, Kita dapat membuat game Android, dan juga anda dapat langsung  mem publish aplikasi yang telah dibuat ke Google Play Store atau store lainnya (Apabila sudah memilki akun pada store tersebut) yang disinkronkan dengan AppsGeyser. Jika anda tertarik mencoba & mempelajari cara membuat aplikasi Android menggunakan AppsGeyser.
tutorial tentang cara web/blog menjadi aplikasi (apk) untuk android menggunakan Appsgeyser.
Simak baik-baik yaaaa…

Tutorial Membuat Aplikasi Android Dengan AppsGeyser

1. Pertama kunjungi website AppsGeyser.


2. Kemudian Klik “Create Now”!

3. Setelah itu, Pilih salah satu Box tersebut/aplikasi yang ingin kita buat. Dalam hal ini saya memilih Box Website.


4. Maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini.


5. Kemudian masukkan url pada kolom Website Url. Misalnya https://forandaa.com/


6. Pilih warna yang sesuai dengan website kamu. Kemudian klik “Next”.


7.Lalu masukkan nama aplikasi yang diingkan pada kolom App Name. Misalnya Forandaa. Lalu Klik “Next”.


8. Masukkan Deskripsi. Tulis beberapa kata dalam kolom ini, tentunya deskripsi dari web/blog yang dibuat. Kemudian “Next”.


9. Tentukan Icon aplikasi. Pada bagian ini AppsGeyser memiliki icon defaultnya, namun jika Anda ingin menggunakan icon sendiri check Custom Icon, pilih icon Anda, lalu “Next”.

10. Jika semua langkah sudah dilakukan, Klik “Create”. 

11. Proses pembuatan aplikasi apk sedang berjalan. Tunggu hingga selesai.


12.Jika proses tersebut sudah selesai, Silahkan anda download dengan cara klik Download seperti gambar dibawah ini.


13. Taraaaaaaaaaaaa……Dengan begitu web anda sudah menjadi aplikasi .apk yang sudah bisa di install dan dijalankan di android.
“Gampang Banget kaaaaaan?”
Terima Kasih Telah membaca. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Rabu, 22 Maret 2017

Transparent Proxy Server

Transparent proxy server adalah suatu cara atau metode dimana client dipaksa untuk bisa lewat dulu ke proxy server sebelum masuk ke dunia internet. Ada sedikit ilmu yang saya dapat tentang transparent proxy. Ada beberapa aspek di squid.conf yang harus di penuhi :
http_port 3128
http_accel_host virtual
http_accel_port 80
http_accel_with_proxy on
http_accel_host_header on
Dengan demikian squid sudah mendukung mode transparent, tinggal rule iptables yang harus di buat :
iptables -t nat -A PREROUTING -i eth0 -d 0/0 -p tcp –dport 80 -j REDIRECT –to-port 3128
iptables -t nat -A POSTROUTING -o eth0 -j MASQUERADE
#echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward
Simpan rule iptables tersebut dengan cara :
Ex: /etc/init.d/iptables save start
Restart Network anda :
Ex: /etc/init.d/network restart
Lihat di log:
tail -f /var/log/squid/access.log
jika ternyata di log ada tampilan access log ke server lain, maka transparent udah jalah!
Sekian, semoga bermanfaat

Selasa, 25 Oktober 2016

File System pada Windows dan Linux

Sebuah system operasi, membutuhkan struktur file tertentu untuk menjalankan / mengakses suatu file. File sendiri adalah kumpulan informasi yang berhubungan dan tersimpan dalam secondary storage. Type dari file bisa berupa data (character, numeric, binary), dan juga dapat berupa program. Jadi dapat diibaratkan suatu rumah yang merupakan media storage pada computer (haddisk) sudah di partisi / disekat-sekat sesuai dengan kebutuhan. Nah partisi-partisi / ruangan-ruangan tersebut belum dapat langsung digunakan, dan perlu suatu penataan ruang terlebih dahulu tergantung siapa yang akan menempatinya, dan terutama supaya dia yang menempati suatu ruangan / partisi tersebut dapat nyaman, serta mudah untuk menempatkan maupun mengambil barang-barangnya. Itulah gambaran sedikit mengenai file system. Lalu file system untuk setiap system operasi juga berbeda-beda. Pada laporan kali ini, kita akan membahas file system untuk windows dan linux, sebab kedua system operasi ini yang sering kita install maupun kita gunakan. Dan pertanyaan yang mendasar sebenarnya, apakah file system itu? Apakah keunggulan dan kelemahan setiap type file system baik pada Windows maupun Linux?

Jika kalian sudah mengenal computer dan terutama system operasi, pasti tahu kan yang namanya file system itu? File system merupakan sebuah metode penyimpanan dan pengorganisasian data/file pada computer. File system ini menggunakan sebuah media penyimpanan seperti harddisk dan CD-ROM. Seperti yang saya singgung di atas, file system / struktur file tertentu dibutuhkan oleh suatu system operasi untuk dapat menjalankan dan mengakses suatu file. Ada banyak bentuk dari system file dan berbeda-beda jenisnya tergantung dari system operasi yang digunakan. Jika kita menggunakan Linux, terdapat file system ext2, ext3, dan ext4. Jika kita menggunakan Windows, akan kita jumpai file system FAT16, FAT32, dan NTFS. Berikut pembahasan singkat mengenai masing-masing jenis system file, kelebihan dan kekurangannya, lalu kemudian dapat kita bandingkan system file pada Linux maupun pada Windows.

Linux
Linux mempunyai beberapa jenis file file system dari yang ext2, ext3, dan yang terbaru ext4.

1. Second Extended (Ext2)

Second Extended File system (Ext2) dirancang oleh Rémy Card, sebagai file sistem yang extensible dan powerful untuk digunakan pada sistem operasi Linux.

Latar belakang

Ext2 pertama kali dikembangkan dan diintegrasikan pada kernel Linux, dan sekarang ini sedang dikembangkan juga penggunaannya pada sistem operasi lainnya.

Tujuannya adalah untuk membuat suatu file system yang powerful, yang dapat mengimplementasikan file-file semantik dari UNIX dan mempunyai pelayanan advance features.

Kemampuan dasar EXT2
  • File system EXT2 mampu menyokong beberapa tipe file yang standar dari UNIX, seperti regular file, directories, device special files, dan symbolic links.
  • EXT2 mampu mengatur file-file system yang dibuat dalam partisi yang besar.
  • File system EXT2 mampu menghasilkan nama-nama file yang panjang. Maximum 255 karakter.
  • EXT2 memerlukan beberapa blok untuk super user (root).

2. Third Extended File System (Ext3)

EXT3 merupakan suatu journalled filesystem. Journalled filesystem didesain untuk membantu melindungi data yang ada di dalamnya. Dengan adanya journalled filesystem, maka kita tidak perlu lagi untuk melakukan pengecekan ke-konsistensian data, yang akan memakan waktu sangat lama bagi harddisk yang berkapasitas besar. EXT3 adalah suatu filesystem yang dikembangkan untuk digunakan pada sistem operasi Linux. EXT3 merupakan hasil perbaikan dari EXT2 ke dalam bentuk EXT2 yang lebih baik dengan menambahkan berbagai macam keunggulan

Keunggulannya:

Availability
  • EXT3 tidak mendukung proses pengecekan file system, bahkan ketika system yang belum dibersihkan mengalami “shutdown”, kecuali pada beberapa kesalahan hardware yang sangat jarang.
  • Hal seperti ini terjadi karena data ditulis atau disimpan ke dalam disk dalam suatu cara sehingga file system-nya selalu konsisten.
  • Waktu yang diperlukan untuk me-recover ext3 file system setelah system yang belum dibersihkan dimatikan tidak tergantung dari ukuran file system atau jumlah file; tetapi tergantung kepada ukuran “jurnal” yang digunakan untuk memelihara konsistensi. Jurnal dengan ukuran awal (default)
  • membutuhkan sekitar 1 sekon untuk recover (tergantung dari kecepatan hardware).

 Integritas Data
  • Dengan menggunakan file sistem ext3 kita bisa mendapatkan jaminan yang lebih kuat mengenai integritas data dalam kasus dimana sistem yang belum dibersihkan dimatikan (shutdown).
  • Kita bisa memilih tipe dan level proteksi yang diterima data.
  • Kita bisa memilih untuk menjaga agar file system tetap konsisten, tetapi tetap mengijinkan kerusakan terhadap data dalam file system dalam kasus dimatikannya (shutdown) system yang belum dibersihkan; ini bisa memberikan peningkatan kecepatan pada beberapa keadaan.
  • Secara alternatif kita bisa memilih untuk lebih memastikan bahwa data konsisten dengan bagian dari file system; ini berarti kita tidak akan pernah melihat “garbage data” pada file-file yang baru ditulis ulang setelah terjadi “crash”.
  • Pilihan yang aman yakni menjaga kekonsistenan data sebagai bagian dari file system adalah pilihan default.

Perbandingan EXT2 VS EXT3
  • Secara umum prinsip-prinsip dalam EXT2 sama dengan EXT3.
  • Metode pengaksesan file, keamanan data, dan penggunaan disk space antara kedua file system ini hampir sama.
  • Perbedaan mendasar antara kedua file system ini adalah konsep journaling file system yang digunakan pada EXT3.
  • Konsep journaling ini menyebabkan EXT2 dan EXT3 memiliki perbedaan dalam hal daya tahan dan pemulihan data dari kerusakan.
  • Konsep journaling ini menyebabkan EXT3 jauh lebih cepat daripada EXT2 dalam melakukan pemulihan data akibat terjadinya kerusakan.

3. Fourth Extended File System (Ext4)

Ext4 dirilis secara komplit dan stabil berawal dari kernel 2.6.28 jadi apabila distro anda yang secara default memiliki versi kernel tersebut atau di atas nya otomatis system anda sudah support ext4 (dengan catatan sudah di include kedalam kernelnya). Selain itu versi e2fsprogs harus mengunakan versi 1.41.5 atau lebih.

Apabila anda masih menggunakan fs ext3 dapat mengkonversi ke ext4 dengan beberapa langkah yang tidak terlalu rumit.

Keuntungan yang bisa didapat dengan mengupgrade filesystem ke ext4 dibanding ext3 adalah mempunyai pengalamatan 48-bit block yang artinya dia akan mempunyai 1EB = 1,048,576 TB ukuran maksimum filesystem dengan 16 TB untuk maksimum file size nya, fast fsck, journal checksumming, dan defragmentation support.
 
Windows

Selain Linux, sistem operasi Windows juga mempunyai jenis file system tersendiri sepert FAT16, FAT32, dan NTFS. Berikut merupakan penjelasan dari masing masing sistem file yang ada pada sistem operasi Windows :

FAT16 (File Allocation Table 16)
Sistem file FAT16 pertama kali diperkenalkan pada era MS-DOS di tahun 1981. Sistem file yang sudah berumur 27 tahun ini, pertama kali dirancang untuk menangani file yang terdapat pada floppy disk. Selanjutnya dengan beberapa perbaikan, sistem file ini mampu untuk menangani file yang terdapat pada hard disk. Keunggulan yang paling besar dari FAT16 adalah kemampuan untuk bekerja pada banyak sistem operasi yang berbeda seperti, Windows 95/98/Me, OS/2, Linux, dan beberapa versi dari UNIX. Sedangkan kelemahan terbesarnya terletak pada jumlah kluster yang terbatas untuk tiap partisinya, sehingga apabila hardisk bertambah besar maka ukuran kluster yang ada pada hardisk juga akan bertambah besar. Pada hardisk dengan besar partisi 2GB, setiap kluster mempunyai besar 32 kilobytes, artinya walaupun file yang terdapat pada hardisk tersebut lebih kecil dari 32 KB maka pada hardisk dengan FAT16 tetap akan menempati ruangan sebesar 32 KB. FAT16 juga tidak mendukung kompresi, enkripsi dan beberapa teknik keamanan yang lain.

FAT32 (File Allocation Table 32)
Sistem file FAT32 pertama kali diperkenalkan saat peluncuran Windows 95 Service Pack 2. Sistem file ini merupakan pengembangan dari FAT16 dengan perbaikan utama terletak pada peningkatan jumlah kluster untuk setiap partisi. Dalam perjalanannya ternyata FAT32 mempunyai banyak keunggulan lain bila dibandingkan dengan pendahulunya. Meskipun FAT32 bertujuan untuk menutupi segala kelemahan yang terdapat pada FAT16, ternyata timbul suatu masalah dengan kompatibilitas terhadap sistem operasi yang lain. Bila FAT16 mampu ‘bercengkrama’ dengan banyak sistem operasi, tidak demikian halnya dengan FAT32. Windows NT, Linux dan UNIX adalah beberapa diantara sistem operasi yang gagal ‘dihinggapi’ oleh FAT32. Setelah muncul Windows XP, hal ini tidak menjadi masalah lagi karena Windows XP dapat dipasang dengan baik pada FAT32 sehingga mempermudah melakukan komunikasi di jaringan yang menggunakan Windows XP tanpa memperdulikan sistem file yang digunakan.

NTFS (New Technology File System)
Sistem file NTFS diperkenalkan pertama kali saat peluncuran versi awal dari Windows NT. Sistem file ini sangat berbeda dengan FAT. NTFS memberikan fitur keamanan yang sangat tinggi, kompresi data yang bagus serta enkripsi data yang susah ditembus. Sistem file ini merupakan sistem file default saat kita pertama kali melakukan instalasi Windows XP dan jika kita melakukan upgrade dari Windows 9x ke Windows XP maka kita akan ditanya apakah kita juga akan mengkonversi sistem file lama kita ke NTFS. Jika kita menolak untuk melakukan konversi juga tidak menjadi masalah sebab Windows XP tetap akan bekerja pada sistem file FAT32 tentu dengan fitur keamanan yang kurang. Yang perlu diingat, kita bisa dengan mudah melakukan konversi sistem file dari FAT16 atau FAT32 ke NTFS, tetapi sebaliknya, bila kita ingin mengkonversi balik ke FAT dari NTFS tidak bisa dilakukan dengan mudah tanpa men-format hardisk.

Sayangnya sistem file NTFS tidak bisa menutupi kelemahan FAT32 dalam masalah kompatibelitas dengan sistem operasi yang lain sehingga disarankan bila kita menggunakan 2 sistem operasi yang berbeda dalam 1 komputer maka kita diharapkan untuk selalu menyediakan satu partisi dengan sistem file FAT sebagai tempat menyimpan data recovery. Namun dengan fitur recovery yang ditawarkan/termasuk di dalam sistem operasi Windows XP, saya rasa pembuatan partisi FAT ini menjadi suatu yang mubazir.

Senin, 24 Oktober 2016

TYPE TYPE DATA DAN OPERASINYA (KELAS XI RPL - SMKN 1 BLEGA)

A. PENGERTIAN TIPE DATA
Tipe data adalah jenis data yang mempunyai batasan tempat dan karakteristik sesuai dengan interprestasi data dan dapat diolah oleh komputer untuk memenuhi kebutuhan dalam pemrograman komputer. Tipe data pada umumnya termasuk tipe data primitif, yaitu interger, floating point number dan character (string). Kumpulan dari tipe data primitif yang sejenis juga dapat disatukan dalam sebuah blok yang disebut array.
Setiap variabel atau konstanta yang ada dalam kode program, sebaiknya kita tentukan dengan pasti tipe datanya. Ketepatan pemilihan tipe data pada variabel atau konstanta akan sangat menentukan pemakaian sumberdaya komputer (terutama memori komputer). Salah satu tugas penting seorang programmer adalah memilih tipe data yang sesuai untuk menghasilkan program yang efisien dan berkinerja tinggi.
 B. JENIS-JENIS TIPE DATA
Didalam bahasa pemograman sebenarnya terdapat banyak jenis-jenis tipe data, namun tipe data yang tersedia tergantung dari jenis bahasa pemrograman yang dipakai. Secara umum tipe data di seluruh bahasa pemrograman terbagi menjadi:
1)      Numeric/Number
Adalah Tipe data yang digunakan pada variabel atau konstanta untuk menyimpan nilai dalam bentuk bilangan atau angka baik angka atau bilangan tersebut merupakan bilangan bulat ataupun bilangan real.
Tipe data Numeric/Number terbagi menjadi 2 bagian antara lain :
  • Tipe Bilangan Bulat
Adalah tipe bilangan yang hanya dapat menampung data bernilai positif, negatif dan nol ( 0 ). Didalam tipe bilangan bulat sendiri sebenarnya masih dapat terbagi lagi menjadi beberapa golongan berdasarkan rentang datanya. Misalnya, jika yang digunakan adalaha bahasa pemrograman java maka tipe bilangan bulat dibagi menjadi sebagai berikut :
Tipe Data Ukuran (bit) Range
Byte 8 -128 s.d. 127
Short 16 -32768 s.d. 32767
Int 32 -2147483648 s.d. 2147483647
Long 64 -9223372036854775808  s.d. 9223372036854775807
  • Tipe Bilangan Pecahan
Adalah tipe bilangan yang hanya dapat menampung data bernilai positif, negatif, nol, yang bernilai pecahan. Didalam tipe bilangan pecahan sendiri sebenarnya masih dapat terbagi lagi menjadi beberapa golongan berdasarkan rentang datanya. Misalnya, jika yang digunakan adalaha bahasa pemrograman java maka tipe bilangan bulat dibagi menjadi sebagai berikut :
Tipe Ukuran
Range
Presisi (jumlah digit)
bytes bit
float 4 32 +/- 3.4 x 1038 6-7
double 8 64 +/- 1.8 x 10308 15
1)      String/Karakter
Adalah Tipe data yang digunakan pada variabel atau konstanta untuk menyimpan nilai dalam bentuk karakter (angka, huruf, karakter khusus atau simbol).
2)      Boolean
Adalah tipe data yang digunakan untuk menampung nilai logika, yaitu nilai yang hanya memiliki dua buah kemungkinan (benar atau salah).
3)      Tipe – Data Lain
Sebenarnya selain dari ketiga tipe diatas,dalam bahasa pemrograman masih ada tipe data lain yang tidak mungkin dapat disebutkan dan jelaskan satu persatu. Contoh dari tipe data selain Numerik,String dan Boolean adalah sebagai berikut :
  • Array
Yaitu tipe data sejenis yang dapat menampung data secara bertumpuk,jadi satu tipe data tetapi datanya bisa lebih dari satu.
  •  Date
Yaitu tipe data yang hanya dapat menampung data dalam format tanggal saja
  • Time
Yaitu tipe data yang hanya dapat menampung data dalam format waktu saja
  • Char
Sebenarnya tipe data char hampir sama dengan tipe data String,akan tetapi kalau tipe data string panjangnya tidak tetap sedangkan tipe data char panjangnya selalu tetap sesuai dengan inisialisasi awal pemesanan tipe data.
  • Dll.

C. OPERASI TIPE DATA
Selain tipe data berfungsi sebagai tempat untuk menampung data, tipe data juga dapat melakukan perhitungan aritmatika (tipe data numerik), operasi penggabungan (tipe data sting),dll.
1. Operasi tipe data numerik
  • Operasi aritmatika
Di dalam operasi ini nilai dari suatu tipe data bisa digunakan untuk melakukan perhitungan aritmatik (penambahan(+), pengurangan (-), perkalian (x), pembagian (/),dll).
Contoh :
Private int kuis,uts,uas,na;
Na=(kuis+uts+uas)/3
  • Operasi operator relational
Operasi operator relational sebenarnya harus dikombinasikan dengan operasi aritmatika dan operasi fungsi logika. Berikut simbol dari operator relational:
–          Sama dengan (=)
–          Tidak sama dengan (!=)
–          Lebih kecil dari (<)
–          Lebih besar dari (>)
–          Lebih kecil dari atau sama dengan (<=)
–          Lebih besar dari atau sama dengan (>=)
Contoh :
Private string keterangan;
Private int nilai_akhir=61;
If (nilai_akhir>=61){
Keterangan=”lulus”;
}

2. Operasi tipe data String
Di dalam operasi ini nilai dari suatu tipe data bisa digunakan untuk melakukan pemenggalan, perhitungan panjang string penggabungan dll.
  • Operasi Pemenggalan
Operasi yang digunakan untuk mengambil suatu karakter dalam nilai data string.
Contoh :
Substring(“sulis wijayanti”,9,4);
Maka hasil diatas adalah “jaya”
  •  Operasi Perhitungan Panjang String
Operasi yang digunakan untuk mengetahui panjang karakter dalam nilai data string.
Contoh :
Length(“sulistiana”);
Maka hasil diatas adalah 10
  •  Operasi Penggabungan
Operasi yang digunakan untuk menggabungan nilai data string.
Contoh :
Concat(“laili”,”suryani”);
Maka hasil diatas adalah lailisuryani
  •  Operasi Pencarian Posisi
Operasi yang digunakan untuk mengetahui posisi karakter dalam nilai string
Contoh :
Index(“intan sari wijayanti”,”sari”);
Maka hasil diatas adalah 7
  •  Dan masih banyak lagi, misalnya UPPER untuk menjadikan huruf kapital,LOWER untuk menjadikan huruf kecil,L TRIM dan R TRIM untuk menghilangkan spasi pada nilai string dll.

3. Operasi tipe data boolean
Pada tipe data boolean hanya dapat melakukan operasi logika dan fungsi logika tersebut dapat dikombinasikan dengan fungsi logical(and,or,not,dll) serta dapat dikombinasikan dengan operator relational.
Contoh :
Private int na=61;
Private string predikat;
If ( (na>=61) and (na<=70){
Predikat=”C”;
}else If ( (na>=71) and (na<=80){
Predikat=”B”;
}